Awal Kehidupan
Lahir dengan nama lengkap Martijn Gerard Garritsen tanggal 14 Mei 1996 di Belanda, ia mulai belajar bermain gitar pada usia 8. Pada tahun 2004, ia menyatakan minatnya untuk menjadi seorang DJ setelah melihat Tiësto tampil di Olimpiade di Athena. Dia lalu mengambil inspirasi khusus dari track “Traffic”, yang mendorongnya untuk mendownload perangkat lunak spesialis, FL Studio, dan memungkinkan dia untuk mulai menulis lagu sendiri.
Lahir dengan nama lengkap Martijn Gerard Garritsen tanggal 14 Mei 1996 di Belanda, ia mulai belajar bermain gitar pada usia 8. Pada tahun 2004, ia menyatakan minatnya untuk menjadi seorang DJ setelah melihat Tiësto tampil di Olimpiade di Athena. Dia lalu mengambil inspirasi khusus dari track “Traffic”, yang mendorongnya untuk mendownload perangkat lunak spesialis, FL Studio, dan memungkinkan dia untuk mulai menulis lagu sendiri.
Pada tahun 2013, Martin Garrix lulus dari Herman Brood Academy, sebuah sekolah produksi di Utrecht. Ia pun diam-diam menulis lagu untuk artis lain, dan meskipun demikian, hanya satu dari lima puluh lagunya yang berhasil sampai ke publik. Dalam sebuah wawancara ketika ditanya tentang kelas sosialnya, Martin Garrix pun mengatakan kelas menengah. Bahkan ia juga mengatakan bahwa ‘mentor impiannya’ adalah Calvin Harris.
Perjalanan Karir
Bakat DJ dari sosok Martin Garrix ditemukan oleh Tiësto, sehingga pria berumur 21 tahun ini mengatakan bahwa Tiësto ialah seorang yang menginspirasi, rendah hati, dan melegenda. Martin Garrix memulai karirnya dengan lagu BFAM dan Just Some Loops. Kedua lagu ini merupakan hasil kolaborasi bersama Julian Jordan dan TV Noise. Setelah itu, Martin menandatangani kontrak dengan Spinnn’ Records tahun 2012 dengan merilis “Error 404” lewat label ini.
Bakat DJ dari sosok Martin Garrix ditemukan oleh Tiësto, sehingga pria berumur 21 tahun ini mengatakan bahwa Tiësto ialah seorang yang menginspirasi, rendah hati, dan melegenda. Martin Garrix memulai karirnya dengan lagu BFAM dan Just Some Loops. Kedua lagu ini merupakan hasil kolaborasi bersama Julian Jordan dan TV Noise. Setelah itu, Martin menandatangani kontrak dengan Spinnn’ Records tahun 2012 dengan merilis “Error 404” lewat label ini.
Tahun berikutnya, Martin Garrix meluncurkan “Torrent” bersama Sidney Samson melalui label Tiësto Musical Freedom. Kepopularitasnya pun melonjak ketika merilis solonya sendiri bertajuk “Animals” tanggal 16 Juni 2013 lewat label Belanda Spinnin’ Records. Lagu ini menjadi hit seantero Eropa sehingga membuat Martin Garrix sebagai orang termuda yang mencapai nomor 1 di Beatport.
Akhir tahun 2013, Martin Garrix menandatangani kontrak dengan label rekaman milik Scooter Braun dan merilis “Wizards” dengan Jay Hardway. Lagu ini pun memuncak di nomor 6 di Belgia dan nomor 17 di Belanda. Namun, hasil kolabs dengan Firebeatz bertajuk “Helicopter” berada di nomor 1 tangga lagu Beatport Top 10 selama 2 minggu lamanya.
Karir Martin Garrix pun berlanjut. Tahun 2015, ia merilis lagu berjudul “Forbidden Voices” sebagai hadiah karena mendapat 10 juta like di halaman Facebooknya. Ia juga merilis single “Don’t Look Down” bersama Usher, dan merilis dua versi video untuk itu di Vevo, “Towel Boy” dan “Towel Girl.” Lagu menempati No. 3 di Billboard Dance Club Songs.
Pada tanggal 26 Agustus 2015, Martin Garrix mengumumkan bahwa ia keluar dari Spinnin’ Records dan MusicAllStars Management, disebabkan konflik dari kepemilikan musiknya. Dia juga mengumumkan bahwa telah mengajukan tuntutan hukum melawan mantan manajernya Eelko van Kooten. Akhir tahun, Garrix memberanikan diri untuk membentuk label rekamannya sendiri.
Martin Garrix lalu menciptakan label rekamannya sendiri bernama STMPD RCRDS di tahun 2016. Ia pun merilis single pertamanya melalui STMPD RCRDS berjudul “Now That I’ve Found You”, dengan vokal dari Michel Zitron dan John Martin. Mengenai label tersebut, ia mengatakan bahwa Martin ingin labelnya ini menjadi sebuah ‘platform’ untuk artis-artis dari genre yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar